Nikmati berbagai kelezatan kuliner khas Sumedang yang tiada duanya. Mulai dari tahu ikonik yang telah melegenda hingga beragam camilan tradisional, jelajahi 15 hidangan autentik yang tak boleh dilewatkan saat Anda berada di kota ini.

Sumedang, sebuah kota di Jawa Barat yang dikenal dengan sebutan “Kota Tahu”, memiliki kekayaan kuliner yang jauh lebih bervariasi daripada yang umum diketahui. Meskipun tahu menjadi lambang kuliner daerah ini, Sumedang juga menyuguhkan beragam hidangan tradisional yang tak kalah menggugah selera. Di setiap penjuru Sumedang, Anda dapat menemukan pengalaman kuliner yang khas, mulai dari jajanan tradisional hingga hidangan utama yang dibuat dengan resep autentik yang telah diwariskan secara turun-temurun. Para pegiat kuliner di kota ini tetap mempertahankan keaslian cita rasa dan metode pengolahan yang merupakan bagian dari warisan budaya mereka. Bagi pecinta makanan yang datang ke Sumedang, rasanya kurang lengkap jika tidak mencoba berbagai sajian khas daerah ini. Berikut adalah daftar 15 makanan khas Sumedang yang layak untuk dicicipi, baik dinikmati langsung di sana maupun dijadikan oleh-oleh, sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber.
1. Tahu sumedang – si legendaris yang mendunia
Sumedang menawarkan beragam kelezatan kuliner khas yang mampu memikat setiap pengunjung. Kota di Jawa Barat ini, yang dikenal sebagai “Kota Tahu”, memiliki lebih dari sekadar makanan ikoniknya. Dari tahu legendaris hingga camilan tradisional, Sumedang menyajikan perpaduan rasa autentik yang patut dinikmati. Sebagai ikon kuliner, Tahu Sumedang memiliki sejarah panjang sejak diperkenalkan pada tahun 1917 oleh Ong Kino, seorang imigran Tiongkok. Teknik pengolahannya yang cermat menghasilkan tahu dengan tekstur renyah di luar dan lembut di dalam, serta cita rasa yang nikmat. Hidangan ini digoreng dengan teknik khusus agar kulitnya tetap garing tanpa mengorbankan kelembutan bagian dalam. Tahu Sumedang biasanya disantap hangat dengan tambahan cabai rawit atau lontong, menjadikannya pasangan sempurna untuk pengalaman kuliner yang memuaskan. Bagi yang ingin mencicipi versi asli Tahu Sumedang, bisa berkunjung ke Tahu Bungkeng yang terkenal. Tempat ini berlokasi di Jalan Sebelas April No.53, Kotakaler, dan menawarkan tahu segar dengan harga terjangkau, sekitar Rp6.000 untuk 10 buah. Selain itu, tahu legendaris ini tersedia dalam berbagai ukuran kemasan, ideal untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh khas Sumedang. Tak hanya tahu, kota ini juga menawarkan sejumlah makanan tradisional lainnya, hasil warisan budaya yang dijaga dengan resep turun-temurun. Menyusuri sudut-sudut Sumedang adalah perjalanan kuliner yang tak hanya memanjakan lidah tetapi juga mengenalkan cerita sejarah di balik setiap hidangan. Jadi, jangan lewatkan kesempatan mencicipi 10 makanan khas Sumedang untuk pengalaman gastronomi yang otentik dan berkesan.
2. Salak Bongkok – Si Manis dari Desa Paseh
Salak Bongkok adalah salah satu varietas unggulan yang berasal dari Desa Bongkok, Paseh, Sumedang. Buah ini memiliki tampilan yang unik, dengan bentuk lonjong dan sisik besar berwarna merah kecokelatan yang mengkilap. Keistimewaan utama Salak Bongkok terletak pada daging buahnya yang sangat tebal serta rasa manis yang begitu menonjol dibandingkan jenis salak lainnya. Selain terkenal karena rasanya yang nikmat, Salak Bongkok juga kaya akan antioksidan, menjadikannya pilihan yang baik untuk mendukung kesehatan. Buah ini dihasilkan melalui proses budidaya yang cermat sehingga memiliki kualitas premium. Daging buahnya berwarna putih kekuningan dengan tekstur yang renyah, tanpa rasa sepat yang sering ditemukan pada beberapa jenis salak. Untuk mendapatkan pengalaman terbaik, Anda bisa langsung mengunjungi sentra produksi di Desa Bongkok. Harga buah ini bervariasi tergantung pada musim dan kualitasnya, umumnya berkisar antara Rp15.000 hingga Rp25.000 per kilogram. Salak Bongkok juga cocok untuk dibawa sebagai oleh-oleh karena daya simpannya cukup lama jika disimpan dengan baik.
3. Soto Bongko
Soto Khas dengan Sensasi Rasa yang Berbeda Soto Bongko menawarkan pengalaman unik dalam menikmati kuliner soto khas Indonesia. Berbeda dari soto pada umumnya, hidangan ini menggunakan lontong sebagai pengganti nasi, memberikan sentuhan istimewa yang membedakannya. Kombinasi bahan dan bumbu rempah yang khas menghasilkan cita rasa autentik yang sulit ditemukan pada jenis soto lainnya. Keistimewaan Soto Bongko terletak pada kuahnya yang berbasis kaldu ayam, diperkaya dengan bumbu kari sehingga menghasilkan perpaduan rasa yang kompleks dan menggugah selera. Isiannya terdiri dari tauge rebus, potongan tahu Sumedang, serta taburan bawang goreng yang renyah, menciptakan harmoni tekstur yang memanjakan lidah. Tambahan emping sebagai pendamping semakin memperkaya sensasi saat menikmatinya. Jika ingin merasakan kelezatan Soto Bongko, Anda dapat berkunjung ke warung Soto Bongko Mang Onni di dekat Klinik Bunda Medika atau Soto Bongko Pak Jiji yang terletak di area Lingkaran Patung. Dengan harga sekitar Rp15.000 per porsi, hidangan ini tidak hanya ramah di kantong tetapi juga memuaskan selera Anda dengan kualitas rasa yang luar biasa.
4. Ubi Cilembu – Si Manis dengan Rasa Madu
Ubi Cilembu merupakan salah satu jenis ubi jalar unggulan yang menjadi kebanggaan daerah Sumedang. Keunikannya terletak pada cairan manis mirip madu yang keluar saat dipanggang, memberikan cita rasa khas yang sulit ditandingi. Dengan kulit berwarna kemerahan dan daging kuning keemasan, ubi ini mampu menarik perhatian siapa pun yang melihatnya. Keunggulan Ubi Cilembu tidak hanya pada rasanya, tetapi juga cara penanamannya yang membutuhkan lokasi spesifik dengan tanah dan iklim tertentu. Setelah panen, ubi ini perlu disimpan selama beberapa hari untuk mencapai tingkat kemanisan terbaik. Proses pengolahan paling direkomendasikan adalah memanggangnya utuh hingga cairan madunya muncul, menghasilkan rasa yang sempurna. Untuk mendapatkan Ubi Cilembu, Anda bisa menemukannya di pusat penjualan sepanjang jalan Pasar Tanjungsari. Harga jualnya umumnya bervariasi, bergantung pada ukuran dan kualitas, yaitu antara Rp15.000 hingga Rp25.000 per kilogram. Jika disimpan dengan baik, ubi mentah ini dapat bertahan hingga dua minggu tanpa mengalami kerusakan.
5. Oncom sumedang – Fermentasi Tradisional Kaya Nutrisi
Oncom Sumedang, terutama yang berasal dari Desa Pasireungit, memiliki keistimewaan yang membedakannya dari oncom di daerah lain. Berbeda dari oncom biasa yang menggunakan ampas tahu sebagai bahan utama, Oncom Sumedang dibuat dari kombinasi bungkil kacang tanah dan ampas ketela. Fermentasi tradisional dengan kapang khusus memberi cita rasa unik yang khas. Proses pembuatan oncom ini memerlukan tahapan fermentasi yang teliti dan keahlian berpengalaman. Pemilihan bahan baku dilakukan secara saksama, dan fermentasi dilakukan pada waktu yang tepat agar menghasilkan tekstur yang ideal. Produk olahan ini bukan saja menggoda selera, tapi juga kaya protein dan nutrisi. Oncom Sumedang banyak dijual di pasar-pasar tradisional dengan harga yang ramah di kantong, sekitar Rp5.000 per potong. Hidangan ini sangat fleksibel untuk berbagai sajian—bisa ditumis, dijadikan bahan combro, atau cukup digoreng lalu disantap langsung.
6. Tape Singkong – Fermentasi Manis yang Menggoda
Tape Singkong Sumedang, yang juga populer dengan sebutan Peuyeum Sampeu, menawarkan keunikan tersendiri. Dibuat dari singkong mentega pilihan, bahan ini menghasilkan tekstur lembut dan rasa manis yang khas. Proses fermentasi yang dilakukan dengan cermat memastikan tape memiliki tingkat kemanisan yang pas serta aroma yang memikat. Pembuatan tape melibatkan serangkaian langkah presisi, mulai dari pemilihan singkong berkualitas tinggi, pemotongan secara seragam, hingga proses pengukusan sempurna. Setelah itu, singkong difermentasi dengan ragi khusus dalam kurun waktu tertentu hingga mencapai tingkat fermentasi yang ideal. Hasil akhirnya adalah tape dengan kelembutan sempurna dan rasa yang seimbang. Produksi utama tape ini berlokasi di daerah Cigendel, Sumedang, dengan harga jual antara Rp10.000 hingga Rp15.000 per kemasan. Tape Sumedang dapat bertahan sekitar 3 hingga 4 hari bila disimpan pada suhu ruang, menjadikannya salah satu kudapan istimewa yang patut dicoba.
7. Emplod – Hidangan Tradisional yang Sarat Memori
Emplod merupakan camilan khas Sumedang yang dibuat dari singkong berkualitas. Dengan bahan dasar singkong yang diparut, kelapa segar, garam, dan rempah-rempah tradisional, adonan ini dibentuk sesuai keinginan—baik bulat, kotak, maupun persegi—lalu digoreng hingga berwarna keemasan yang menggoda selera. Pembuatan Emplod memerlukan perhatian khusus, terutama dalam pemilihan singkong terbaik dan pengaturan kadar air dalam adonan. Proses dimulai dengan memarut singkong hingga halus, mencampurnya bersama kelapa parut segar serta beragam bumbu, lalu membentuknya sebelum digoreng dalam minyak panas sampai matang sempurna. Camilan lezat ini dapat dengan mudah ditemukan di pusat oleh-oleh Sumedang dengan harga berkisar antara Rp15.000 hingga Rp20.000 untuk kemasan seberat 250 gram. Emplod juga cukup tahan lama, dapat disimpan hingga dua minggu apabila ditempatkan dalam wadah kedap udara.
8. Sale Pisang Manis – Olahan Pisang Kekinian
Sale Pisang Manis khas Sumedang menghadirkan inovasi modern dalam pengolahan pisang tradisional. Berbeda dari sale pisang pada umumnya, produk ini menawarkan beragam varian rasa yang menggugah selera. Menggunakan pisang raja pilihan sebagai bahan utama, proses pengolahan dilakukan dengan teknik pengeringan yang canggih. Produksi dimulai dengan seleksi pisang matang sempurna, yang kemudian diiris tipis dan dikeringkan menggunakan metode khusus agar kandungan nutrisi serta rasa manisnya tetap terjaga. Setelah dikeringkan, sale pisang diberi tambahan cita rasa seperti cokelat, keju, atau tetap mempertahankan rasa original. Penganan khas ini dapat ditemukan di berbagai toko oleh-oleh di Sumedang, khususnya di kawasan Jalan Pangeran Santri. Harga jualnya terjangkau, mulai dari Rp10.000 untuk kemasan kecil. Dengan penyimpanan yang tepat menggunakan wadah kedap udara, produk ini mampu bertahan hingga satu bulan.
9. Opak Ketan – Warisan Kuliner Kerajaan
Opak Ketan dari Sumedang, khususnya yang berasal dari wilayah Conggeang dan Cimanggung, merupakan salah satu kekayaan kuliner yang diwariskan dari masa Kerajaan Sumedang Larang. Hidangan ini dibuat dari beras ketan berkualitas yang dipadukan dengan kelapa parut serta bumbu tradisional. Keistimewaannya terletak pada teknik pembuatan yang tetap mengandalkan metode tradisional untuk menjaga rasa autentiknya. Proses pembuatan Opak Ketan memerlukan tahapan panjang, mulai dari perendaman beras ketan, penggilingan, pencampuran dengan kelapa dan bumbu, pembentukan adonan, hingga penjemuran dan penggorengan. Setiap langkah ini sangat berperan dalam menentukan mutu akhir produk opak. Wilayah Conggeang menjadi pusat produksi Opak Ketan yang terkenal, seperti Opak GG Mamah Engkar dan Opak Oded. Harganya berkisar sekitar Rp20.000 untuk setiap 200 gram, sementara daya tahan opak bisa mencapai satu bulan jika disimpan secara tepat.
10. Sawo Citali – Kelezatan Alami dari Situraja
Sawo Citali, atau dikenal juga sebagai Sawo Sukatali, merupakan jenis sawo istimewa yang berasal dari Desa Sukatali, Kecamatan Situraja, Sumedang. Buah ini memiliki ciri khas berupa ukuran yang lebih besar dibandingkan sawo pada umumnya, dengan daging buah yang sangat tebal, tekstur lembut, dan rasa manis alami tanpa ada sensasi sepat. Pohon Sawo Citali tumbuh dengan optimal hanya di daerah tertentu di Sumedang, terutama di wilayah Situraja yang memiliki kondisi tanah dan iklim yang mendukung. Buahnya dipanen saat mencapai tingkat kematangan ideal, ditandai dengan warna cokelat tua serta permukaan kulit yang halus tanpa residu getah. Sawo Citali tersedia untuk dibeli langsung dari kebun atau di pasar tradisional Sumedang. Harganya beragam tergantung musim dan ukuran, biasanya berkisar antara Rp20.000 hingga Rp30.000 per kilogram. Untuk menikmati cita rasanya yang terbaik, buah ini dianjurkan dikonsumsi dalam waktu 2-3 hari setelah mencapai kematangan sempurna.


